Menguak Dimensi Sufistik dalam Interpretasi Al-Qur'an
Afrizal Nur
Abstract
Pada awalnya Islam tidak mengenal ilmu dan gerakan mistik atau batin, Nabi Muhammad membawa al-Qur'an yang mengajarkan bahwa Allah itu pembuat undang-undang dan memerintahkan manusia untuk melaksanakan aturan perundangg-undangan tersebut. Seiring dengan meluasnya Ekpansi Islam dan pemeluknya semakin lama semakin banyak sehingga terjadi pengaruh-pengaruh luar salah satunya adalah mistik. Dinamika a/iran mistik (tasawuf) selalu mengalami pasang surut dalam tradisi pengkajian ai Qur'an seiring perkembangan dan kemajuan zaman pada saat sekarang ini, namun keberadaannya tetap menjadi kewaspadaan kita bersama karena a/iran ini selalu berusaha mencari tempat berpijaknya yaitu teks ayat-ayat al-Our'an yang dijadikan sebagai landasan utama dari ajarannya. Pengikut a/iran ini seringkali menjadikan al-Our'an sebagai ai-Makhtutat atau dasar pijakan yang akan mereka tempuh. Mereka berpikir bahwa disamping dalil berupa teks lahir ayat terkandung substansi makna yang lebih dalam lagi yaitu makna batin yang tersembunyi disebalik teks tersebut Tulisan yang sederhana ini mengajak kita kembali menumpukan perhatian kita untuk tetap serius mewaspadai kebetadaan interpretasi al Qur 'an dengan pola sufistik yang menyimpang