FENOMENA SOSIAL KEAGAMAAN (MEMASANG PINTAN PADA TRADISI JAWA) DALAM MENYAMBUT DAN MENGAKHIRI BULAN RAMADHAN
Abstract
Abstrak
Adapun maksud dari penelitian ini yaitu bertujuan untuk menggambarkan latar belakang pemasangan pintan (sajen), mengetahui cara pemasangan pintan, dan mengetahui maksud atau arti dalam pemasangan pintan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif berupa deskriptif yaitu dengan menggunakan suatu metode dimana penulis melakukan menggambarkan, mewawancarai dan menganalisa melalui fenomena-fenomena yang berkaitan dengan permasalahan dilapangan. Hasil penelitian ini adalah bahwa hal yang melatarbelakangi pemasangan pintan dikarenakan suatu kepercayaan etnis jawa mengenai arwah seseorang yang telah meninggal akan pulang atau datang saat memasuki bulan ramadhan sehingga dengan adanya persepsi tersebut menjadikan banyaknya masyarakat jawa memasang pintan atau memberikan sajian dengan menyediakan berbagai macam makanan yang dihidangkan dimeja yang disediakan dan diletakkan di kamar atau ruangan kosong dengan maksud pemberian hormat kepada leluhur yang telah tiada.
Kata kunci: Pintan, Tradisi jawa, Bulan Ramadhan
Abstract
The phenomenon of pintan installation is a Javanese tradition that is usually carried out by Javanese people in welcoming and enjoying the month of Ramadan. This is not done solely by tradition but has other perceptions from the community regarding the tradition. As for the purpose of this research, it aims to describe the background of pintan installation (sajen), find out how to install pintan, and find out the intent or meaning in the installation of pintan. The research method used is a qualitative method, namely by using a method where the author conducts interviews and analyzes the phenomena that occur in these problems. The results of this study are that the background to the installation of pintan is due to a Javanese ethnic belief that the spirit of someone who has died will return or come when entering the month of Ramadan so that with this perception many Javanese people install pintan or provide dishes by providing various kinds of food served. on the table provided and placed in an empty room or room with the intention of paying respects to deceased ancestors.
Keywords: Pintan, Javanese Tradition, the month of Ramadan
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, M. Q. (2020). Riset Budaya: Mempertahankan Tradisi di Tengah Krisis
Moralitas. Sulawesi Selatan: IAIN Parepare Nusantara Press.
Edi, F. R. S. (2016). Teori Wawancara Psikodiagnostik. Yogyakarta: Leutika Prio.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21274/kontem.2016.4.1.
https://www.republika.id/posts/23973/sesajen-dalam-pandangan-islam, diakses pada
tanggal 10 Oktober 2022 pukul 14.40 Wib.
Khairani, L. (2021, Desember). Makanan dan Ekspresi Budaya Dalam Ritual
Keagamaan Orang Jawa Deli di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli
Kabupaten Deli Serdang. Dalam Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial
dan Humaniora (Vol. 1, No. 1, hlm. 1094-1099).
Milasari, A. V. M., & Sudrajat, A. Makna Simbolik Tradisi Megengan Bagi Warga
Desa Ngadirojo Ponorogo.
Tim Baitul Quan Daaul Hijah. (2015). Koleksi tanya jawab islam yang dikumpulkan
oleh tim PISS-KTB. Daarul Hijrah Technology
Yusof, K. A. (2016). “Relasi Islam dan Budaya Lokal: Studi Tentang Tradisi Nyadran
di Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.” Kontemplasi, 4,
–74.
Zaelani, A.Q. (2019). Nyorog Tradition of Betawi Community in The Perspective of
Islamic Family Law (A Case in The Betawi Community in Bekasi, West Java).
Jurnal: Al-Ulum, No 1, Vol 19, 216.
Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
DOI: http://dx.doi.org/10.24014/jmm.v7i2.19495
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Editorial Office:
2nd Floor, Building of Da'wah and Communication Faculty, UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Jl. HR Soebrantas Km 15, Simpangbaru, Tampan, Pekanbaru
Email : madani@uin-suska.ac.id