Khitan pada Wanita dalam Tinjauan Hadis dan Medis
Abstract
This article purpose to resolve the controversy about female circumcision from the perspektive of hadith and health science. The problem is religius order about circumcision for women is clearly contained in the hadith of the Prophet SAW. This hadith is believed have a goodness for women. But this religious argument contradicts the world view of health. Circumcision is actually considered a practice detrimental to women's groups. Reinforcer the perspektive The Indonesian Ministry of Health issued a circular letter concerning the Prohibition of Medicalization of Female Circumcision with number: HK.00.07.1.3.1047a. on April 20, 2006. This study is literature research. To analyse the issue, this study uses the paradigm of fiqh al-hadis and modern health theory regarding female circumcision. The conclusion in this research is the Islamic recommendation regarding female circumcision and the disclaimer of the Indonesian Ministry of Health are not fundamentally contradictory. The hadiths advocating circumcision are not absolute. In Islamic fiqh, it is also regulated how the procedure for female circumcision. For example, the right time to do circumcision and the application process so that. This provision was formulated with the aim of safeguarding women's rights in accordance with religious goals. Although this provision actually still originates from the product of patriarchal fiqh and cannot be separated from the developing cultural construction. However, this provision is well established and must be universally understood. Meanwhile, the circular letter from the Ministry of Health is not absolute. This policy must be understood in a certain context because it departs from cases that occurred in the field. The important point is that circumcision for women must be carried out in accordance with the correct methods and procedures, by not spending the entire labium minora on the female genitalia.
Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk menyelesaikan kontroversi masalah khitan bagi perempuan dalam perspektif hadis dan medis. Letak persoalannya yakni: perintah khitan bagi perempuan termuat jelas dalam hadis Rasul SAW. Anjuran hadis tersebut diyakini mengandung sejumlah kebaikan bagi perempuan. Tetapi dalil agama ini bertolak belakang dengan pandangan dunia kesehatan modern. Khitan justru dianggap sebagai praktik merugikan kelompok perempuan. Mempertegas masalah itu Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan surat edaran tentang Larangan Medikalisasi Sunat Perempuan dengan nomor: HK.00.07.1.3.1047a. pada 20 April 2006. Studi ini merupakan library research (kajian kepustakaan). Dalam menganalisis persoalan, studi ini menggunakan paradigma fiqh al-hadis dan teori kesehatan modern menyangkut sunat bagi perempuan. Kajian dalam tulisan ini menyimpulkan bahwa anjuran Islam tentang khitan bagi perempuan dan sikap Kementerian Kesehatan RI tidaklah bertentangan secara hakiki. Hadis-hadis yang menganjurkan perempuan berkhitan tidaklah bersifat mutlak. Dalam fiqih Islam juga diatur bagaimana tata cara khitan bagi perempuan. Misalnya, waktu yang tepat melakukan khitan dan proses aplikasinya. Ketentuan ini dirumuskan bertujuan untuk menjaga hak-hak perempuan sesuai dengan tujuan agama. Meskipun ketentuan ini sesungguhnya masih berasal dari produk fiqih patriarki dan tidak bisa dilepaskan dari kunstruksi budaya yang berkembang. Akan tetapi, ketentuan ini sudah mapan dan harus dipahami secara universal. Sedangkan surat edaran Kementerian Kesehatan juga bersifat tidak mutlak. Kebijakan ini mesti dipahami dengan konteks tertentu karena beranjak dari kasus-kasus yang terjadi di lapangan. Poin pentingnya bahwa pelaksanaan khitan bagi perempuan harus dilakukan sesuai dengan metode dan prosedur yang benar, dengan tidak menghabiskan seluruh labium minora pada alat kelamin wanita.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abadi, Abu Thayib Muhammad Syamsul Haq Al Ahzim. Aun al-Ma’bud (Syarah Sunan Abu Daud). Disunting oleh Asmuni. Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.
Al- Bukhariy, Abu Abdillah Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Mughirah Ibn al- Bardizbah. Shahih Al-Bukhariy. Beirut: Dar El-Kutub Al-Ilmi, 1971.
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Tamam al-Minnah. Saudi: Al-Mubarak, t.th.
Al-Asqalaniy, Ibn Hajar. Fath al-Bariy. Juz.10. Beirut, Libanon: Dar Al-Fikr, t.th.
Al-Baihaqi, Abȗ Bakar Ahmad Ibn Ali. Sunan Al-Kubra. Vol. VIII. Beirut, Libanon: Dar Al-Fikr, t.th.
Al-Bakriy, Abu Bakar Usman ibn Muhammad Dimyati. I’anatu Thalibin. Vol. Juz. 4. Beirut, Libanon: Dar El-Kutub Al-Ilmi, t.th.
Al-Banna, Ahmad Abdurrahim. Bulughul ‘Amani min Asrar Fath al-Rabal-Albani. Beirut, Libanon: Dar Ihya’it Turats al-‘Arabi, t.th.
Al-Damsyiqi, Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi, dan Zah Ruflah Salim. Asbabul Wurud. Jakarta: Kalam Mulia, 2008.
Al-Fanjari, Ahmad Syauqi. Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. 1. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Ali Bassam, Abdullah ibn Abdurrahman. Syarah Hadis Pilihan Bukhȃri-Muslim. Diterjemahkan oleh Khatur Suhardi. Jakarta: Darul Falah, 2008.
Al-Mashrafi, Saad. Al-Hadits Al-Khitan Hujjiyatuha wa Fiqhuha. Diterjemahkan oleh Amir Zain Zakaria. 2 ed. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
Al-Mubarakfuri, Abu Al-Ula Muhammad Abdurrahman ibn Abdurrahim, dan Shafaul Qalbi. Tuhfatul Ahwadzi Syarah Jami’ Tirmidzi. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.
Al-Naisaburi, Abdul Hasan Muslim ibn Hajjaj ibn Muslim ibn Warad ibn Kausyaz Al Qusyairi. Shahih Muslim. Beirut: Dar Al-Ilmi, 1971.
Al-Qaradhawi, Yusuf. Fiqih Thaharah. Diterjemahkan oleh Samson Rahman dan Abduh Zulfidar Akaha. Jakarta: Pustaka Azzam, 2004.
Aziz al-Mubarak, Asy Syehk Faisal ibn Abdul. Nailul Aulthar. Diterjemahkan oleh Muhammad Al-Hamidi. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2007.
Bangun, Dewantara, dan Lister Berutu. “TRADISI KHITANAN (REKONTRUKSI PENGETAHUAN DARI PRAKTIK KHITAN PADA PRIA NON MUSLIM DI KOTA MEDAN).” Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life, t.t.
Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudajaan. Kamus Istilah Kedokteran Indonesia-Inggris. Jakarta: Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, 1961.
Djazuli, H.M. Kaidah-Kaidah Fikih : Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Prakatis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Halim, M. Nipan Abdul. Mendidik Kesalehan Anak (Akikah, Pemberian Nama, Khitan dan Maknanya). 1 ed. Jakarta: Pustaka Amani, 2001.
Hindi, Mariam Ibrahim. Misteri di Balik Khitan Wanita. Solo: Zam Zam, 2008.
Ibn al-Ayats, Abu Daud Sulaiman. Sunan Abu Daud. Juz. 2. Beirut: Dar Al-Ilmi, t.th.
Ibn Majah, Abu Abd Allah Muhammad ibn Yazîd al-Qazwiniy. Sunan Ibnu Majah. Beirut: Dar Al-Fikr, t.th.
Ibn Manzhur, Muhammad Ibn Mukarram. Lisanu al-’Arab. II. Qohiroh: Dar Al-Mishriyyah, t.th.
Ibrahim, Majdi As-Sayid. Khamsunna Washiyyah min Washaya Ar-Rasul Sallallahu ‘Alaihi Wassalama li al-Nisa. Diterjemahkan oleh Khatur Suhardi, t.t.
Ismail, Suheri, dan Ahmad Ma’ruf Asrori. Khitan dan Aqiqah: Upaya Pembentukan Generasi Qur’ani. 2 ed. Surabaya: Al-Miftah, 1998.
Mustafa, Ilham, dan Ihdi Aini. “Problematika Khitan bagi Perempuan Perspektif Hadis.” Al FAWATIH: Jurnal Kajian Al Quran dan Hadis 1, no. 1 (2020): 78–91.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.
Qudamah, Ibnu. Al-Mughni. Diterjemahkan oleh Ahmad Hotip dan Fathurrahman. Jakarta: Pustaka Azzam, 2004.
Rosyid, Moh. “Hadis Khitan Pada Perempuan: Kajian Kritik Matan Sebagai Upaya Mengakhiri Diskriminasi Gender.” Riwayah: Jurnal Studi Hadis 6, no. 1 (2020): 19–38.
Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunah. Diterjemahkan oleh Noor Hasanuddin. Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007.
Sakka, Abdul Rahman. “Kritik Sanad Hadis Khitan Terhadap Perempuan sebagai Kehormatan.” NUKHBATUL’ULUM: Jurnal Bidang Kajian Islam 7, no. 1 (2021): 99–118.
Sauki, Muhammad. “Khitan Perempuan Perspektif Hadis dan Sirkumsisi Perempuan Menurut WHO,” 2010.
Su’dan, R. H. Al Quran dan Panduan Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: PT.Dana Bakti Pruma Yasa, 1997.
Syaibaniy, Ahmad ibn Hanbal Abu Abdillah. Musnad Ahmad Ibn Hanbal. Vol. Juz. 3. Qohiroh: Mu’assasah Qurtubah, t.th.
Tarazi, Norma. Wahai Ibu Kenali Anakmu : Pegangan Orang Muslim Mendidik Anak. 1. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Bahas indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.
DOI: http://dx.doi.org/10.24014/alqudwah.v1i1.22855
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Editorial Office Board :
The Qur'anic and Tafsir Science Study Program and the Hadith Science Study Program. Faculty of Ushuluddin State Islamic University Sultan Syarif Kasim Riau.
H.R. Soebrantas Street No. 155 KM 18, Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 PO.Box. 1004 Telp. 0761-562051 Fax. 0761-562051 Web: https://fush.uin-suska.ac.id/
https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/alqudwah/index
Al-Qudwah by https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/alqudwah/index is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.