TARI OLANG-OLANG: KAJIAN ATAS PERILAKU SOSIAL BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL SAKAI
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan tari olang-olang sebagai perilaku sosial dan budaya serta kearifan lokal masyarakat suku Sakai. Kehidupan yang tergolong tradisional sangat banyak menghasilkan warisan budaya local terutama dalam pengobatan karena masyarakat Sakai yang hidupnya nomaden sangat bersahabat dengan alam, tanah dan udara. Dengan demikian mereka memiliki cara dalam menghadapi berbagai kesulitan kehidupan. Misalnya Bomoh merupakan pemimpin utama dalam mengobati penyakit. Jenis penelitian ini studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan metode kualitatif yang mengarah kepada content analisis. Hasil kajian menemukan bahwa salah satu kearifan local masyarakat Sakai adalah tari olang-olang. Tari Olang-olang juga menjadi cirikhas perilaku sosial dan budaya masyarakat Sakai karena Tari Olang-olang digunakan untuk prosesi pengobatan disamping menggunakan dedaunan dalam pengobatan tradisionalnya. Kemudian masyarakat Sakai juga mengobati penyakit dengan cara gerakan yang dilakukan Bomoh ketika mengobat pasien. Gerakan Bomoh seperti sebuah tarian yang dikenal dengan nama Tari Olang-olang. Dalam prosesi pengobatan masyarakat Sakai, Bomoh berperan sebagai perantara dengan penguasa roh dengan menggunakan gerakan seperti burung elang yang terbang. Gerakan burung terbang diiringi sengan mantera-mantera dan itulah dinamakan tari olang-olang. Tari olang-olang tersebut digunakan Bomo untuk komunikasi dengan roh-roh agar manusia tidak diganggu oleh roh jahat. Artinya Tari Olang-Olang adalah sebuah tari asli suku Sakai yang dihelat pada ritual pengobatan karena masyarakat suku Sakai tidak mengenal pengobatan moderen seperti sekarang sehingga kreativitas yang bersifat tradisional tercipta yang berlandaskan kepada kepercayaan dan berfungsi sebagai upaya pengobatan masyarakat.
Kata kunci: Tari Olang-Olang, Sosial Budaya, Kearifan Lokal, Sakai
Full Text:
PDFReferences
Arifa, Nindi. Nilai Sosial Tari Olang-Olang Di Desa Dayun Kecamatan Pembatu Dayun Kabupaten Siak. https;//jurnal.unimed.ac.id/article/download
Arif, Ahmad dan Agnes Rita, Sayap Patah Para Sakai, Koran Kompas, 24 April 2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2019.
Asril dkk., Tari Poang dan Tari Olang-olang Pertunjukan Ritual Masyarakat Sakai di Kabupaten Bengkalis, Riau. dalam MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 35, Nomor 2, Mei 2020 (154 – 163). https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/ article/view/1056
Bungin Burhan (ed). Paradima Penelitian. Bandung: Rosda Karya. 2003.
Bungin, Burhan (editor). Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers. 2021.
Creswell, John W. Research Design, Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches, Fourth Edition. Sage Publicaton, terjemahan Achmad Fawaid dan Rianayati Kusmini Pancasari. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014.
Fadhlia, Tengku Nila. 2015. Niai-Nilai Budaya Melayu Riau Dalam Upaya Penurunan Insiden Bullying. Ejurnal Universitas Islam Riau.
Garna, Yudistira K. Budaya Sunda : Melintasi waktu menantang masa depan, Bandung: Lemlit Unpad. 2008.
Hamidy, UU. Masyarakat Terasing Daerah Riau Di Gerbang Abad XXI. Pekanbaru: Pusat Kajian Islam dan Dakwah Universitas Islam Riau. 1991.
Isjoni. Orang Sakai Dewasa Ini. Pekanbaru: UNRI Press. 2005.
Kuntjaraningrat. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2006.
Layali, Khairul. Tari Olang-olang dalam ritual pengobatan suku Sakai di Kecamatan Minas Kabupaten Siak. https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/ Bercadik/ article/view. Vol.2.no.1. 2014 (173-184).
Lutfi, Mukhtar. Sejarah Riau. Pekanbaru: UNRI Press. 1977.
Mardani, Dede Aji. Eksistensi Agama Sakai Dan Suku Siak Dalam Mempertahankan Diri Dari Transmigran Dan Industrialisasi, jurnal Religi. Vol. 15, No. 2. Jul-Des 2019 (199-222).
Moleong, Lexy J. Metodologi Kualitatif dan R&D. Jakarta: Rosda Karya. 2018.
M, Syarifah. Eksistensi Hak Ulayat Atas Tanah Dalam Era Otonomi Daerah Pada Masyarakat Suku Sakai Di Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Skripsi. Sumatera Utara: USU. 2010.
Ranjabar, Jacobus. Sistem social budaya Indonesia. Bogor: Ghalia. 2006.
Roza, Ellya dkk. Akulturasi Islam dalam Adat Pengesahan Perkawinan Suku Sakai Solapan Kabupaten Bengkalis, Riau. Tsaqafah jurnal Peradaban Islam. Vol.15. No.1. 2019. http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah
Suparlan, Parsudi. Masyarakat Sakai di Riau : Masyarakat Terasing di Riau. Jakarta : Gramedia. 1992.
Suparlan, Parsudi. Orang Sakai di Riau: Masyarakat Terasing dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.1995.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif dan R&D. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. 2021.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Albeta. 2016.
Suryana. Nilai Estetika Tari Olang-olang pada masyarakat Suku Sakai, No.panggil : 453 SADs. Pekanbaru: Fakultas Ilmu Budaya UNILAK. 2016.
https://lib.fib.unilak.ac.id/index.php?p=show_detail&id=5082
Tamrin, Husni dan frizal Nur. Pemetaan Kebudayaan Melayu Riau. Pekanbaru: Laporan Hasil Penelitian UIN Suska Riau. 2007.
Tamrin, Husni. Sakai: kekuasaan, pembangunan dan marjinalisasi. Pekanbaru: Gagasan Press. 2003.
Wells, J Kathirithamby. ‘Siak and Its Changing Strategies for Survival, c.1700–1870’, in The Last Stand of Asian Autonomies, ed. by Anthony Reid. London: Palgrave Macmillan UK. 1997. https://doi.org/10.1007/978-1-349-25760-7_9.
DOI: http://dx.doi.org/10.24014/tsaqifa.v2i1.21750
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View MyStat
INDEXED BY:
Published By:
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.