TASAWUF GENDER

m arrafi'e abduh

Abstract


Tiga yang menjadi kegemaran Nabi Muhammad saw yaitu kaum perempuan, harum-haruman (aroma wangi) dan shalat. Hasrat dan dambaan laki-laki terhadap perempuan merupakan cerminan kerinduan dan kecintaan Tuhan kepada insan. Ketertarikan Nabi kepada perempuan simbol kecintaan kepada Tuhan. Essensi cintanya hanyalah  untuk Tuhan (al-Haqq). Manakala laki-laki mencintai wanita, ia mencari penyatuan. Penyatuan itu terkonfigurasi dalam bentuk perkawinan yang diimplementasikan   dalam bentuk buhungan seksual. Pada saat itu terjadi penyatuan rasa, karsa dan karya, sebagaimana ittishalnya manusia dengan Tuhan. Penyatuan manusia dalam jima’ (koitus) dengan demikian menjadi cermin penyatuan manusia dan Tuhan.  Justru itu, sebelum berjima’ disuruh berlindung kepada Tuhan dari godaan syaithan agar terhindar dari gangguan yang memecah konsentrasi, sehingga terpusat kepada satu arah dan satu fokus yaitu Tuhan. Setelah jima’ diwajibkan mandi junub sebagai sarana mengembalikan penyatuan manusia dengan Tuhan. karena saat menyatu dengan istri, lelaki telah mengalihkan penyatuan universalnya dengan Tuhan. Manusia sempurna (insan Kamil) dalam pandangan sufisme adalah insan yang dapat mewujudkan penyatuan raga, ruh dan Tuhan dalam hubungan seksual yang harminos yang menghasilkan kenikmatan fisik dan kepuasan pisikis.


Keywords


Tasawuf, gender



DOI: http://dx.doi.org/10.24014/af.v2i2.3730

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Editorial Office Board

Pascasarjana UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Jl. KH. Ahmad Dahlan, No. 94 Kode Pos : 28129.

 

Contact Person :

Khairunnas Jamal

khairunnasjamal@uin-suska.ac.id

0823 6130 7171

  

 


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. View My Stats