Tinjauan Makna Hakam Min Ahlihi: Antara Penafsiran dan Realitas Sosial Pendekatan Tafsir Maqāṣid Al-Qur’an

Abstract

Perselisihan rumah tangga sering terjadi sehingga menimbulkan banyaknya perceraian di Indonesia, hal itu dapat dilihat dari data peningkatan jumlah perceraian di Indonesia, namun ada cara untuk meminimalisir tingginya angka kasus perceraian di Indonesia yaitu dengan cara mediasi atau menghadirkan seorang mediator yang disebutkan dalam al-Qur’an adalah hakam, akan tetapi di dalam pengadilan agama cara mediasi tidak terlalu difokuskan sehingga proses mediasi di pengadilan agama cenderung mengalami kegagalan, lantas bagaimana karakteristik makna hakam dan peran dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga menurut mufassir dan bagaimana pandangan tafsir Maqāṣid  al-Qur’an terkait makna hakam yang menjadi sarana dalam mediasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik yang dapat menjadi seorang hakam yang dianjurkan di dalam Alquran pada surah an-nisa ayat 34 dan 35 serta mengetahui bagaimana pandangan tafsir Maqāṣid  al-Qur’an terhadap makna hakam dalam mediasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Liberal Research) dengan menggunakan pendekatan metode tafsir Maqāṣid Al-Quran Ibnu ‘Asyur. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa karkateristik dari seorang hakam itu menurut ibnu ‘asyur diutamakan dari pihak keluarga dan Sayyid Sabiq syarat seorang hakim adalah berakal balik adil dan Muslim, dari konteks ayat yang menjelaskan makna hakam dapat dirumuskan bahwa syarat-syarat hakim yaitu profesional adil dan mengedepankan upaya damai  (islah). Penelitian ini juga menjelaskan bahwa ayat ini terdapat tiga poin tema yang termasuk pendekatan Maqāṣid  Al-Qur’an menurut Ibnu ‘Asyur yakni pemberlakuan hukum, aspek bahasa dan pengajaran sesuai dengan keadaan umat.

Kata kunci: Karakteristik; Hakam, Maqāṣid;