Dialog Ayah Dan Anak Dalam Al-Qur’an: Analisis Tafsir Maqashidi Terhadap Fenomena Fatherless

Zahrotun Zahrotun

Abstract


This article aims to explore the forms of paternal parenting dialogues in Surah Luqman: 13 and Surah Ash-Shaffat: 102, along with the wisdom behind the use of the term 'father' (ayah). Additionally, the researcher aims to identify the maqashid values within these two verses to address the phenomenon of fatherlessness. Fatherlessness has become a hotly discussed issue in the context of parenting, considering the increasingly modern family conditions, economic pressures, and the marginalized role of fathers as primary educators. The research method employed is thematic (maudhu'i) exegesis with a maqashidi approach. The issues to be addressed include the forms of dialogue between fathers and children in the Qur'an and the phenomenon of fatherlessness from a maqashidi exegesis perspective. The research results indicate that the phenomenon of fatherlessness contradicts the ideal role of a father as explicitly depicted in the stories of Luqman and Prophet Ibrahim in the Qur'an. The paternal role consists of three levels: biological, material provision, and loyalty. However, various factors, including economic, social, and personal emotional aspects, may hinder optimal functionality. In alignment with the understanding of the paternal role, the fatherlessness phenomenon in millennial family life can be minimized. Fathers need to recognize that, in addition to their role in meeting material needs, they play a crucial part in shaping the character and future of their children. The maqashid from Surah Luqman 13 and Surah Ash-Shaffat 102, depicting paternal dialogue, emphasize his responsibility in parenting, addressing the fatherless phenomenon, encompassing six primary maqashid, especially hifzh ad-din (preservation of religion) and hifzh al-nasl (preservation of lineage).

 

Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk untuk mengetahui bentuk-bentuk dialog pengasuhan ayah dalam QS. Luqman: 13 dan QS. Ash-Shaffat: 102 beserta hikmah di balik penggunaan diksi ayah. Selain itu peneliti juga ingin menemukan nilai-nilai maqashid dari kedua ayat tersebut dalam upaya menjawab adanya fenomena fatherless (ketidakhadiran atau kurangnya peran ayah). Fatherless menjadi isu yang hangat dibicarakan dalam konteks pengasuhan, mengingat kondisi keluarga yang makin modern, tekanan ekonomi dan peran ayah sebagai pendidik primer makin terpinggirkan. Metode yang digunakan dalam riset adalah tafsir tematik (maudhu’i) dengan pendekatan tafsir maqashidi. Adapun masalah yang hendak dijawab adalah, bagaimana bentuk-bentuk dialog antara ayah dan anak di dalam Al-Qur’an serta bagaimana fenomena fatherless perspektif tafsir maqashidi. Hasil riset ini menunjukkan bahwa fenomena fatherless tidak sesuai dengan bagaimana seharusnya seorang ayah berperan yang secara jelas dikisahkan oleh Luqman dan nabi Ibrahim dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Peran ayah terdiri dari tiga tingkatan; tingkat biologis, tingkat pemenuhan kebutuhan materi, dan tingkat kesetiaan. Akan tetapi beberapa faktor meliputi ekonomi, sosial, dan emosional personal menyebabkan ketidakberfungsian secara maksimal. Sejalan dengan pemahaman peran ayah, fenomena fatherless di kehidupan keluarga milenial bisa diminimalisir. Ayah harus menyadari bahwa selain perannya dalam memenuhi kebutuhan materi, ia memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan masa depan anak. Maqashid dari QS. Luqman 13 dan QS. Ash-Shaffat 102 tentang dialog ayah yang menggambarkan perannya sebagai tanggungjawab parenting di balik fenomena fatherless meliputi enam maqashid terutama hifzh ad-din dan hifzh al-nasl.


Keywords


Fatherless; Father-Son Dialogue; Tafsir Maqashidi.

Full Text:

PDF

References


Abdullah, A. M. (2015). Tafsir Al Azhar Juz XXI. Jakarta: Gema Insani.

Abdurrahman, S. J. (2014). Islamic Parenting Pendidikan Anak Metode Nabi. Solo: Aqwam.

Al-Maraghi, A. M. (1974). Tafsir Al-Maraghi Juz. 19. Beirut: Dar al-Fikr.

az-Zamakhsyari, M. b. (1995). Tafsir al-Kasyyaf . Beirut: Dar al-Kutub al-‘ilmiyah.

Baqi, M. F. (2017). Shahih Bukhari Muslim (Al- Lu' L u' Wal Marjan ), Penj; Muhammad Ahsan bin Usman, . Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Dimasyqi, I. A.-D.-Q. (tt). Tafsir Al-Qur'an Al Azhim juz. 3. Semarang: Taha Putra Press.

Ima, L. (2020). ANALISA NILAI PENDIDIKAN SURAT AS-SHAFFAT AYAT 102 MENURUT TAFSIR IBNU KATSIR. Jurnal Al-Lahjah, 90.

Engineer, A. A. (1994). Hak-hak Perempuan dalam Islam, penerjemah Farid Wajdi dan Cici Farkha Assegaf. Yogyakarta: LSPPA.

Ezzo, G. (2002). Bbay Wise: Memahami Bayi Secara Bijaksana. Batam: Interaksara.

Halim, A. M. (2007). Kisah Bapak Dan Anak Dalam Al-Qur’an,. Jakarta: Gema Insani.

Kamali, N. (2015). Konsep pendidikan karakter pada kisah Nabi Ibrahim AS. dalam Al Qur’an . Doctoral Dissertation, 5.

Lutfatulatifah. (2020). DOMINASI IBU DALAM PERAN PENGASUHAN ANAK DIBENDA KEREP CIREBON. Jurnal Equalita, 57.

Lutfiyah. (2016). PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK: Studi Ayat 13-19 Surat Luqman. Jurnal Sawwa, 30.

Mustaqim, A. (2019). Quranic Parenting; Kiat Sukses Mendidik Anak Cara Al-Qur'an. yogyakarta: Lintang books.

Mustaqim, A. (2019). Teori Dan Langkah Metode Penelitian Tafsir Maqasidi. yogyakarta: PP. LSQ Ar Rahmah.

Qurthubi, I. A. (2007). Al Jami’ li Ahkam Al Qur’an. Jakarta: Pustaka Azzam.

Quthb, S. (1968). Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Juz. 5. Kairo: Darus Syauq.

Reza, R. (2018). Our Father (Less) Story; Potret 12 Fatherless Indonesia. Bandung : Dian Cipta.

Saad, H. d. (2020). Al-Qur’an antara Teks dan Konteks. Jurnal Kajian Keislaman, 14.

Septiani, D. (2017). Peran Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Bagi Perkembangan Kecerdasan Moral Anak. Jurnal Psikologi, 13.

Shihab, M. Q. (2002). Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.

Syaifullah, S. d. (2022). Berbagai Pendekatan Hermeneutika Dalam Studi Islam: Sebuah Studi Literatur. Acta Islamica Counsenesia, 50-61.

Zainab, S. (2017). KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK DALAM AL-QURAN (Studi terhadap QS. Ash-Shaffat ayat 100-102). Jurnal NALAR, 57.

Zulfikar, E. (2019). PERAN PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA PERSPEKTIF ISLAM. Diya al-Afkar, 90.

https://www.beritasatu.com/lifestyle/1055205/mengenal-fenomena-fatherless-dan-dampak-negatif-yang-bisa-dialami, 2. https://www.halodoc.com/artikel/dampak-fatherless-bagi-perkembangan-anak, 3. https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak/peran-ayah-pengaruhi-perkembangan-anak/

https://www.fatherhood.org/father-absence-statistic https://www.census. gov/library/publications/ 1949/compendia/hist_stats_1789-1945.html https://www.kompasiana.com/ aisahanastasia/63ffe2094addee6e756ea9b2/indonesia-menyandang -peringkat-ke-3-fatherless-country-father-hunger-pentingnya-penerapan-paternal-investment-theory




DOI: http://dx.doi.org/10.24014/alqudwah.v1i2.27593

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Editorial Office Board :

The Qur'anic and Tafsir Science Study Program and the Hadith Science Study Program. Faculty of Ushuluddin State Islamic University Sultan Syarif Kasim Riau.

Jl. H.R. Soebrantas No. 155 KM 18, Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 PO.Box. 1004 Telp. 0761-562051 Fax. 0761-562051 Web: https://fush.uin-suska.ac.id/

Flag Counter