Kebahagiaan Ditinjau Dari Status Pernikahan dan Kebermaknaan Hidup

Mauliawati Fatimah, Fathul Lubabin Nuqul

Abstract


Kebahagiaan merupakan kondisi sejahtera yang ditandai oleh emosi positif seperti perasaan tentram, senang, puas terhadap kehidupan yang dijalani, serta menikmati kehidupan. Kebahagiaan muncul dikendalikan oleh komponen penting yakni kebermaknaan hidup. Sementara penyebab kebahagiaan salah satunya pernikahan. Namun berdasarkan data survei BPS 2017 menunjukkan bahwa indeks kebahagiaan orang yang belum menikah lebih tinggi dibanding yang menikah. Di sisi lain pernikahan dianjurkan untuk mencapai kebahagiaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa  menikah mempengaruhi kebahagiaan. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa sejumlah 79 orang bekum menikah dan 60 orang telah menikah. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Oxford Happiness Inventory (OHI) untuk mengukur kebahagiaan, dan skala The Brief Personal Meaningful Profile (PMP-B) untuk mengukur kebermaknaan hidup. Hasil menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak dipengaruhi status, namun lebih dominan dipengaruhi oleh kebermaknaan hidup.


References


Arif, I. S. (2016). Psikologi Positif Pendekatan Saintifik Menuju Kebahagiaan. jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Bailey, A. W., & Fernando, I. K. (2012). Routine and Project-Based Leisure, Happiness, and Meaning Life. Journal of Leisure Research , 139-154.

Bastaman, H. D. (1998). Meraih Hidup Bermakna Kisah Pribadi dengan Pengalaman Tragis. Jakarta: Paramadina.

Baumeistera, R. F. (2013). Some key differences between a happy life and a meaningful life. The Journal of Positive Psychology, , 505–516.

Carr, D., Freedman, V. A., Cornman, J. C., & Schwarz, N. (2014). Happy Marriage, Happy Life? Marital Quality and Subjective Well-being in Later Life. Journal of Marriage and Family , 930–948.

Citra, A., & Rezkisari, I. (2016, Januari 8). Penelitian 75 Tahun Ungkap Tiga Rahasia Kebahagiaan. Retrieved April 8, 2018, from republika.co.id: http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/16/01/08/o0meqm328-penelitian-75-tahun-ungkap-tiga-rahasia-kebahagiaan

Deiner, E., Suh, E. M., Lucas, R. E., & Smith, H. L. (1999). Subjective Well-Being Three Decades of Progress. psychological Bulletin , 276-302.

Doblhammer, G., Hoffman, R., Muth, E., Westphal, C., & Kruse, A. (2009). A Systematic Literature Review of Studies Analyzing the Effect of Sex, Age, Education, Marital Status, Obesity and Smoking on Helath Transition. Max Planck Institute (pp. 37-64). Konrad-Zuse Str. 1, D-18057 Rostock • GERMANY: Demographic Research.

Gove, W. F., Style, C. b., & Hughes, M. (2015). The Effect of Marriage on the Well Being of Adult A Theoritical Analysis. journal of Family Issue SAGE Social Science , 4-35.

Dush, C. M., & Amato, P. R. (2005). Consequences of relationship status and quality for subjective well-being. Journal of Social and Personal Relationships , 607–627.

Hills, P., & Argyle, M. (2001). The Oxford Happiness Questionnaire: a compact scale for the measurement of psychological well-being. Elsevier Science , 1073–1082.

Kalantarkousheh, S. M., & Hassan, S. A. (2010). Function of life meaning and marital communication among Iranian Psouses in Universiti Putra Malaysia. Procedia Social and Behavioral Sciences Science Direct , 1646–1649.

Lestiani, I. (2016). Hubungan Penerimaan Diri dengan Kebahagaiaan pada Karyawan. Jurnal Ilmiah Psikologi , 109-119.

Macdonald, M. J., Wong, P. T., & Gingras, D. T. (2011). Meaning in Life Measures And Development of a Brief Version of the Personal Meaning Profile. TAF.

Martelaa, F., & Stegerb, M. F. (2016). The Three Meanings of Meaning in Life: Distinguishing Coherence, Purpose, and Significance. The Journal of Positive Psychology , 531–545.

Mogilner, C., & Aaker, J. (2009). The Meaning(s) of Happiness. culture and health View project .

Qari, S. (2014). Marriage, Adaptation and Happiness: Are there long-lasting gains to Marriage? Journal of Behavioral and Experimental Economics , 29–39.

Rahardjo, W. (2007). Kebahagiaan Sebagai Suatu Proses Pembelajaran. Jurnal Penelitian Psikologi , 127-137.

Sairi dkk. (2017, Desember 17). Indeks Kebahagiaan 2017. Retrieved Januari 12, 2018, from BPS.go.id: https://www.bps.go.id/pressrelease/2017/08/15/1312/indeks-kebahagiaan-indonesia-tahun-2017-sebesar-70-69-pada-skala-0-100.html

Seligman, M. E. (2005). Authentic Happiness Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif. Bandung: Mizan.

Szentàgotai, A., & David, D. (2013). Self Acceptance and Happiness. In M. Bernard, The strength of self-acceptance. Rumania: Springer.

Soulsby, L. K., & Bennett, K. M. (2015). Marriage and Psychological Wellbeing: The Role Of Social Support. Research Gate , 1349-1359.

Wilson, C. M., & Oswald, A. J. (2005). How Does Marriage Affect Physical and Psychological Health ? A Survey of Longitudinal Evidence. German: Forschungsinstitut zur Zukunft der Arbeit Institute for the Study of Labor.

Yulistiana, P., & Prakoso, H. (2018). Hubungan Penerimaan Diri dengan Kebahagiaan pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di RSHS. Procicidng Psikologi , 185-192.

Zhang,, D. D. (2017). Meaning and its association with happiness, health and healthcare utilization: a cross-sectiona; Study. Journal of Affective Disorders , 1-36.




DOI: http://dx.doi.org/10.24014/jp.v14i2.5125

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


REDAKSI : JURNAL PSIKOLOGI

Jl. H.R. Soebrantas Km. 15.5 No. 155 Gedung Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kel. Tuahmadani Kec. Tampan Pekanbaru - Riau 28293. 

E-mail : jurnal.psikologi@uin-suska.ac.id / Website : http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/psikologi

 

 

Lisensi Creative Commons


Jurnal Psikologi oleh Fakultas Psikologi disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.