Peran Religious Coping dan Tawakal Untuk Meningkatkan Subjective Wellbeing Pada Masyarakat Melayu
Abstract
Setiap orang mendambakan kebahagiaan dan hidup yang bermakna, kebahagiaan dianggap lebih penting dari pada uang dan kebaikan moral. Kebahagiaan sebagai bagian dari subjective wellbeing merupakan salah satu kualitas hidup individu dan masyarakat yang baik termasuk masyarakat Melayu. Salah satu faktor yang mempengaruhi subjective wellbeing adalah religiusitas. Saat individu dihadapkan pada masalah, maka salah satu cara individu untuk mengelola masalahnya adalah dengan menggunakan keyakinannya melalui coping religious. Islam memiliki suatu konsep yang juga merupakan coping religious yaitu tawakkal, yang merupakan penyerahan diri kepada Allah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana coping religious dan tawakkal dapat mempengaruhi subjective well-being atau kesejahteraan diri pada masyarakat melayu. Partisipan penelitian merupakan 161 masyarakat Melayu Kecamatan Bukit Batu kabupaten Bengkalis yang berprofesi sebagai Petani. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala coping religious yakni BriefRCOPE yang dikembangkan (Pargament, Smith, Koenig, & Perez (1998), skala Tawakkal yang dikembangkan Rusydi (Putri & Uyun, 2017.; Husnar, Saniah & Nashori, 2017.; Sartika & Kurniawan, 2015) dan skala subjective well-being (Diener et.al, 2002). Analisa data yang digunakan menggunakan teknik Regresi Berganda. Hasil analisis menunjukkan coping religious dan tawakkal secara bersama memiliki hubungan dengan subjective well-being dengan nilai (F) 4.046 dengan nilai (p) 0.019 (p<0.05).) Artinya bahwa individu yang memiliki kesejahteraan subjektif adalah individu yang mampu memiliki keyakinan yang kuat terhadap agama dan Tuhannya yang diwujudkan dalam sikap tawakkal dalam hidupnya saat dihadapkan pada permasalahan.
Kata-kata kunci: Coping Religious, Tawakkal, Subjective Well Being
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Al-Quran.
Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. (2007) Manajemen Qalbu: Melumpuhkan Senjata Syetan. Jakarta: Darul Falah
Arrasyid. (2019). Konsep Kebahagaiaan dalam taswuf Modern Hamka. Refleksi, Vol. 19. No.2. 205-220.
Daulay, N. (2020). Koping Religius dan Kesehatan Mental Selama Pandemi Covid 19: Studi Literatur. Psisula: Prosiding Berkala Psikologi, 2, 349-358.
Diener, Ed. (1984). Subjective Well-Being. Psychological Bulletine, 95(3), 542 575. Research on Hedonic and Eudomonic Wellbeing. Annu.Rev.Psychology. 52:141
Dumaji. Umar. Abdullah. 2011. Tawakkal bergantung Sepenuhnya Kepada Allah. Jakarta: Tim Pustaka Al Inabah
Ed Diener, Eunkook M. Suh, Richard E. Lucas, and Heidi L. Smith.( 1999). Subjective Weil-Being: Three Decades of Progress. American Psychological Association. Psychological Bulletin, Vol. 125, No. 2, 276-302
Ed Diener, Eunkook M. Suh, Richard E. Lucas, and Heidi L. Smith.( 1999). Subjective Weil-Being: Three Decades of Progress. American Psychological Association. Psychological Bulletin, Vol. 125, No. 2, 276-302
Eryilmasz, A. (2015). Investigation of the relations between religious activities and subjective well-being of High School Students. Educational Sciences: Theory & Practice, 15(2): 433-444. DOI 10.12738/estp.2015.2.2327.
Hadjam, M.N.R & Nasiruddin, A. (2003). Peranan Kesulitan Ekonomi, Kepuasan Kerja Dan Religiusitas Terhadap Kesejahteraan Psikologis. Jurnal psikologi, 2, 72 – 80 Hamka. (2016). Tasawuf Modern. Jakarta. Republika.
Holder, M. D., Coleman, B., & Wallace, J. M. (2010). Spirituality, religiousness, and happiness in children aged 8-12 years. Journal of Happiness Studies, 11(2), 131-150.
Husnar, A.Z., Saniah, S., Nashori, F. (2017). Harapan, Tawakkal dan Stres Akademik. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, Vol 2, No 1, 94-105. DOI: http://dx.doi.org/10.21580/pjpp.v2!1.1179
Gamayanti, Witrin. (2012) Religious Coping dengan Subjective Well Being Pada Orang Yang Mengalami Psikofisiologis, Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. V, No.1 (932-940).
Kasberger, E.R. (2002). A correlation study of post-divorce adjustment and religious coping strategies in young adult of divorced families. Second Annual. Undergraduate Research Symposium CHARIS Institute of Wisconsin Lutheran College. Milwaukee, WI 53226. April 27 and 28 2002.
Kurniawan, N.I., Sartika, A (2015). Skala Tawakal Kepada Allah: Pengembangan Ukuran-ukuran Psikologis Surrender to God Dalam Perspektif Islam. Psikologika, Vol 20, No 2, 129-142.
Mujib, Abdul. (2017). Teori Kepribadian perspektif Psikologi Islam. Edisi kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Nawawi, Imam. (2009). Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin. Jilid 1.Jakarta: AlI’Tishom.
Pargament, Kenneth.I (1997). The Psychology of Religion and Coping: Theory, Research. Practice.
Petreson, Ading, Seok, Hasmi dan Maakip, (2012). Religion and Gender Differences in stress, happiness and life satisfaction. Southeast Asia psychology Journal, Vol 1, 46-55.
Putri, A.S; Uyun, Q. (2017). Hubungan Tawakkal dan Resiliensi pada santri Remaja Penghafal Al-Quran di Yogyakarta. Jurnal Psikologi Islam. Vol.4, No.1 (2017):7787
Sartika, A., Kurniawan, I.N. (2015). Skala Tawakkal kepada Allah: Pengembangan Ukuranukuran Psikologis Surrender to God dalam Perspektif Islam. Psikologika. Vol 20 No.2: 129-142.
Sanusi, Anwar (2006). Jalan Kebahagiaan. Jakarta. Gema Insani.
Sugiyono. (2013) Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Thamrin, H. (2003). Problematika Masyarakat Melayu di Asia Tenggara dalam Alam Melayu. Pekanbaru: UNRI Press.
DOI: http://dx.doi.org/10.24014/jp.v18i1.15265
Refbacks
- There are currently no refbacks.
REDAKSI : JURNAL PSIKOLOGI
Jl. H.R. Soebrantas Km. 15.5 No. 155 Gedung Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kel. Tuahmadani Kec. Tampan Pekanbaru - Riau 28293.
E-mail : jurnal.psikologi@uin-suska.ac.id / Website : http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/psikologi
Jurnal Psikologi oleh Fakultas Psikologi disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.