MELACAK JEJAK-JEJAK SUFISTIK dalam PANDANGAN HIDUP ORANG-ORANG MELAYU
Abstract
Kebudayaan Melayu Islam terbentuk hasil dari proses akulturasi antara nilai-nilai Islam yang bersifat transenden dan nilai-nilai budaya Melayu yang bersifat lokalistik yang melahirkan satu bentuk kebudayaan dimana Islam menjadi inti budayanya. Ajaran Islam yang mengkonstruksi kebudayaan Melayu tersebut beraliran sufistik. Karena itu ajaran-ajaran sufistik didapati sangat berpengaruh besar dalam membangun sikap dan pandangan hidup orang-orang Melayu. Sikap dan pandangan hidup itu menjadi prinsip yang dipegang teguh secara turun-temurun dalam membangun hubungan sosial kemasyarakatan. Prinsip-prinsip tersebut bisa ditemukan dalam produk-produk kesusastraan melayu klasik, seperti syair, pantun, syair, gurindam dan tunjuk ajar melayu yang materinya kental akan nuansa-nuansa sufistik. Gagasan-gagasan sufistik dituangkan dalam bahasa-bahasa puitis dan artistik dan disajikan dalam redaksi-redaksi kalimat yang indah dan menarik. Ini merupakan suatu kreatifitas yang amat tinggi dimana orang-orang melayu mampu mentransfer ajaran-ajaran tasawuf dalam medium kesenian mereka.
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.24014/jiik.v3i2.4751
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Dipublikasikan oleh:
MADANIA: Jurnal-Jurnal Keislaman
Kopertais Wilayah XII Riau - Kepri
email: madania@uin-suska.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.