Makna Simbolik Tradisi Malam Balacuik dalam Pernikahan di Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman

Rima Afifah Febrianti, Nurul Mustaqimmah, Chelsy Yesicha

Abstract


Malam balacuik merupakan tradisi budaya upacara pernikahan di Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman. Tradisi ini mengandung simbol berupa benda, hubungan sosial, dan ucapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik situasi, makna produk interaksi sosial, dan makna interpretasi dalam tradisi malam balacuik. Metode penelitian ini kualitatif dan menerapkan teori interaksi simbolik Herbert Blumer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa malam balacuik mempunyai makna situasi simbolik berupa objek fisik yaitu palacuik, kain panjang, inai, bunga rampai, gong, singgang ayam, dulang tinggi, carano, lapiak balambak, dan payung yang dilapisi kain putih. Objek sosial berupa baetongan, meminta maaf kepada pihak yang hadir, baiyeh, balacuik, dan makan basamo. Makna produk interaksi sosial dalam malam balacuik dilihat dari sudut pandang tokoh adat, pemuda, orang tua, dan calon marapulai. Makna interpretasinya adalah tindakan tertutup dan terbuka para pelaku tradisi malam balacuik.


Keywords


Tradisi; budaya; makna simbolik; malam balacuik

Full Text:

PDF

References


Ahmad Al Yakin, Abdul Latif, R. (2017). Pengaruh Masuknya Teknologi Modern Terhadap Budaya Lokal Masyarakat di Desa Suppiran. Prosiding Seminar Nasional Universitas Al Asyariah Mandar, Makassar.

Ahmad Yadi. (2020). Komunikasi dan Kebudayaan Islam di Indonesia. Kalijaga Journal of Communication, 2(1), 47–60.

Ahmadi, D. (2008). Interaksi Simbolik. Jurnal Mediator, 9(2), 301–316.

Alimuddin, A. (2020). Makna Simbolik Uang Panai ’ Pada Perkawinan Adat Suku Bugis Makassar. Al-Qisthi Jurnal Sosial Dan Politik, 10(2), 117–132.

Azwar, S. (1998). Metode Penelitian Kualitatif.

Blumer, H. (1969). Symbolic Interactionsm: Perspective and Method. London: University of California Press.

Bungin, M. B. (2001). Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer.

Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 21(1), 33–54. https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.

Fatoni, A. (2011). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.

Herusatoto, B. (1992). Simbolik dalam Budaya Jawa.

Jagom, B. (2020). Upacara Teing Ngasang Dalam Tradisi Masyarakat Mangarai dan sakramen Baptis (Sebuah Pengantar Studi Perbandingan Inisiasi). Fides et Ratio.

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Prenada Media.

Kawasati, iryana dan risky. (2019). Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif. STAIN Sorong: Ekonomi Syariahh.

Laksmi, L. (2017). Teori Interaksionisme Simbolik dalam Kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Pustabiblia: Journal of Library and Information Science, 1(2), 1. https://doi.org/10.18326/pustabiblia.v1i2.1-18

Lilliweri, A. (2009). Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Lkis Pelangi Aksara.

Malo, H. A. I., Ruja, I. N., & Perguna, L. A. (2022). Makna Simbolik dalam Tradisi Gerep Ruha di Desa Tenda. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 8(2), 208–219. https://doi.org/10.23887/jiis.v8i2.53775

Martha, Z. (2020). Persepsi dan Makna Tradisi Perkawinan Bajapuik pada Masyarakat Sungai Garingging Kabupaten Padang Pariaman. Biokultur, 9(1), 20. https://doi.org/10.20473/bk.v9i1.21725

Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT remaja Rosdakarya.

Morissan. (2014). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Kencana Prenadamedia Group.

Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT remaja Rosdakarya.

Nurjannah, R. (2013). Makna Simbolik yang Terdapat pada Kesenian Tradisional Bokoran dalam Upacara Adat Mitoni di Desa Sidanegara Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Skripsi.

Purwasito, A. (2003). Komunikasi Multikultural. Muhammadiyah University Press.

Resti, R. (2022). Pelaksanaan Perkawinan Adar Pada Masyarakat Adat di Kanagarian Koto Mambang Sungai Durian Kabupaten Padang Pariaman. Skripsi.

Sahbani, F. (2017). Tinjauan Tentang Upacara Adat Perkawinan dan Tata Rias Pengantin di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Skripsi.

Samrah. (2020). Tradisi Balacuik Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Balai Kurai Taji Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman). Skripsi.

Santoso. (2016). Hakekat Perkawinan Menurut Undang-undang Perkawinan, Hukum Islam dan Hukum Adat. Semarang: Yudisia, 7(2).

Santoso, J. (2006). Semantik. Yogyakarta: FBS UNY.

Sobur, A. (2004). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soekanto. (1993). Kamus Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, P. D. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (3rd ed.). Bandung: ALFABETA.

Tachi. (2022). Lestarikan Adat Budaya Minangkabau, Pemko Pariaman Gelar Lomba Malingka Carano Jo Arai Pinang Tingkat SD Se-Kota Pariaman. Pariamankota.Go.Id.

Wijaya, D. P. (2008). Semantik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Yadi, R. A. (2022). Prosesi Malacuik Marapulai Dalam Tradisi Perkawinan di Dusun Pasar Hilalang Desa Taluk Kota Pariaman. Galang Tanjung, 2504, 1–9.

Yasir. (2020). Teori Komunikasi Ragam Tradisi dan Konteks. Pekanbaru: Taman Karya.




DOI: http://dx.doi.org/10.24014/kjcs.v6i1.29954

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

  

  

 

 

Editorial Office:

2nd Floor, Building of  Dakwah and Communication Faculty of UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Jl. HR Soebrantas Km 15, Simpangbaru, Tampan, Pekanbaru

Email   : jurnalkomunikasiana@uin-suska.ac.id