Tasawuf Dalam Perspektif Historis
Abstract
Tasawuf merupakan istilah yang cukup termasyhur dalam dunia Islam. Meskipun sebagai disiplin ilmu baru dikenal sekitar abad ke 2 H, namun sebenarnya tasawuf itu lahir bersama dengan kelahiran Islam itu sendiri. Perintah tentang tasawuf yang merupakan aspek bathin dari Islam terangkum dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim. Dalam hadis tersebut dikemukakan dimensi Iman yang terkait dengan Aqidah, Islam (aspek ibadah lahiriyah) dan Ihsan (aspek bathin Islam). Dari aspek bathin Islam (Ihsan) tersebut, maka muncullah tasawuf. Sebagai ilmu keislaman, ilmu tasawuf juga dikembangkan dari nilai-nilai yang ada dalam Islam, baik dari ajaran Alquran Sunnah maupun praktek kehidupan Nabi dan riwayat-riwayat pengalaman para sahabatnya, begitu juga ummat sebelum Islam, namun argumentasi sufistik ummat Islam tidak diambil sama sekali dari argumentasi mereka. Sayyid Husain Nasr menjelaskan bahwa meskipun sebahagian bentuk tasawuf disandarkan pada pemikiran filsafat dan alirannya, namun sebenarnya hakekat tasawuf, akidah-akidahnya, dan metode-metodenya yang asasi tetap dikembalikan kepada sumber wahyu yang terikat dengan ikatan yang teguh dengan ruh Islam secara formalitas, sebagaimana kedudukannya yang terdapat dalam Alquran yang memandang penjasadan paling sempurna bagi tasawuf.
Kata kunci: Tasauf, Pespektif Historis
Full Text:
PDFReferences
A. Rifa’y Siregar .Tasawuf dari sufistik ke Neo-Sufisme,( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002)
A.Mustofa, Filsafat Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2007)
Abdurrahman ibn Khaldun, muqaddimah, (Mesir : Dar al-Fikr, tt.)
Abu al-Wafa` al-Taftazani, Sufi Dari Zaman Ke Zaman, terjemahan Ahmad Rofi` (Bandung: Pustaka, 1997)
Abu Ishaq al-Syatibi, al-Muwafaqat, (Beirūt: Dār al-Masyriq, tt)
Ahmadi Isa, Tokoh-tokoh Sufi Tauladan Kehidupan Yang Saleh (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000)
Al-Jam`iyyah al-Masyārî’ al-Khairiyyah al-Islamiyyah, Al-Tasyarruf bi Zikri Ahli al-Tasawwuf, (Beirut :Dar al-Masyari`, tt)
Al-Thusi, al-Luma’, (Kairo, Dar al-Kutub al-Hadisah, 1960)
Annemarie Schimmel. Mystical Dimensions of Islam. (Chapel Hill :The University of North Carolina Press, 1975)
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam,(Jakarta : Bulan Bintang, 1978)
Idrus Abdullah al-Kaf, Bisikan-Bisikan Illah:Pemikiran Sufistik Imam al Haddad Dalam Diwam Ad-Duri Al-Manzhum, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2003)
Imam al-Qusyairi al-Naisaburi, Risalah al-Qusyairiyah, (Surabaya: Risalah Gusti, 1997)
Muhammad ibn Mukarram Ibn Manzūr al-Afriqī al-Misrī, Lisān al-'Arab (Beirūt: Dār al-Sadr, 1978)
Muhammad Ibrahim al-Fayumi, Ibn `Arabi shahib al-Futuhat al-Makkiyah, (Mesir: al-Dar al-Mishriyyah al-Binaiyyah,tt)
Noer Iskandar Al-Barsani, Tasawuf , Tarekat & Para Sufi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001)
Rosihan Anwar. Mukhtar Solihin. Ilmu Tasawuf, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2004)
Sayyed Hossein Nasr, Tiga Pemikir Islam, (Jakarta: Risalah Bandung, 1986)
Zakaria ibn Muhammad ibn Zakaria al-Ansari Abu Yahya, al-Hudūd al-Anīqah wa al-Ta'rifāt al-Daqīqah. (Beirut : Dār al-Fikr al-Mu'āsir, 1411)
DOI: http://dx.doi.org/10.24014/0.877283
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Listiawati Susanti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Indexed By:
Al-Ittizaan Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.