Fenomena Sarung di Masyarakat Melayu Riau: Kajian Material Culture
Abstract
Penelitian fenomena sarung di masyarakat Melayu Riau ini penting untuk memahami statusnya sebagai bagian dari material culture yang memberikan identitas terhadap komunitas. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui sejarah penggunaannya, dan dinamika fungsinya dari zaman ke zaman, serta pemanfaatannya dalam masyarakat Nusantara yang heterogen, baik dari suku, budaya dan agama. Sebagai identitas Nusantara, sarung telah melalui proses tahapan-tahapan sejarah panjang, sehingga menjadi simbol pakaian pribumi, simbol santri, simbol ketaatan pada agama, pakaian keindahan dan kesederhanaan di wilayah Nusantara. Sejak masa kolonial, bersamaan dengan berlangsungnya proses akulturasi budaya Eropa di Nusantara, telah terjadi pergeseran nilai yang signifikan pada perspektif masyarakat dalam memandang makna dan fungsi sarung dalam kehidupan budaya dan agama, khususnya di Indonesia.Penelitian ini adalah penelitian antropologi yang memakai metode kualitatif dengan pendekatan snowballing. Teknik yang dipakai dalam pengambilan data adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari data yang terkumpul dan telah dianalisis didapati bahwa, secara umum masyarakat Melayu Riau, terutama di wilayah urban tidak lagi menjadikan sarung sebagai pilihan utama dalam berpakaian, bahkan ada kesan bahwa fungsi sarung sangat terbatas sebagai kelengkapan utama dalam kegiatan ritual agama saja; misalnya salat atau kegiatan keagamaan lainnya. Urgensi dan fungsi sarung sebagai pakaian harian justru lebih terwakili dalam kultur pedesaan (rural). Keberadaan sarung di masyarakat Melayu mengalami pergeseran nilai sebagai material culture yang cenderung mengarah pada simbolisasi ritual ketimbang fungsional
TRANSLATE with xEnglishArabicHebrewPolishBulgarianHindiPortugueseCatalanHmong DawRomanianChinese SimplifiedHungarianRussianChinese TraditionalIndonesianSlovakCzechItalianSlovenianDanishJapaneseSpanishDutchKlingonSwedishEnglishKoreanThaiEstonianLatvianTurkishFinnishLithuanianUkrainianFrenchMalayUrduGermanMalteseVietnameseGreekNorwegianWelshHaitian CreolePersian TRANSLATE with COPY THE URL BELOW BackEMBED THE SNIPPET BELOW IN YOUR SITE Enable collaborative features and customize widget: Bing Webmaster PortalBackKeywords
Full Text:
PDFReferences
Anthony Reid, Menuju Sejarah Sumatera, Antara Indonesia dan Dunia, Yayasan Pustaka Obor, Jakarta, 2011.
___________, Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga, Jilid 1 (Tanah Di Bawah Angin), Yayasan Obor, Jakarta, 1991.
___________, Menuju Sejarah Sumatera, Antara Indonesia dan Dunia, Yayasan Pustaka Obor, Jakarta, 2011.
Bataviasche courant, terbit 20 November 1819 Bataviasche koloniale courant terbit pada tanggal 21 September 1810.
D.G.E Hall, Sejarah Asia Tenggara, Usaha Nasional, Surabaya, 1985.
De T?d : godsdienstig-staatkundig dagblad terbit 12 Mei 1909.
Dr GA Wilken, Handleiding voor de vergelijkende volkenkunde van Nederlandsch-Indie¨ (Etnologi Komparatif dari Hindia Belanda), 1892.
Femao Lopes de Castanheda, terjemahan dalam bahasa Inggris oleh Dr Pierre-Yves Manguin, Historia do descobrimento & conquista da India pelos Portugueses. Coimbra: Impresna da Universidade, 1924-1933, 4 vols, vol II,.
Haris Firmansyah dkk, Perkembangan dan Pelestarian Tenun Corak Insang Khas Kota Pontianak, Jurnal Satwika vol.7 no. 1 (April 2023)
Husni Thamrin, Etnografis Melayu; Tradisi dan Modernaisasi, LPPM UIN Suska Riau-UIN Suska Press, 2007.
IJzerman, J.W., Dwars Door Sumatra: Tocht van Padang naar Siak, Batavia,1895, P.98 dalam Pekanbaru Jantung Sumatera, Tressi A Hendraparya, Soreram, 2015.
Jalaluddin Rumi, Sarung Sutra Bugis dalam Narasi.https://www.researchgate.net/publication/337445375_Sarung_Sutra_Bugis_dalam_Narasi.
Jarir, Situs-Situs Berjarah di Pulau Bengkalis, Jurnal Akademika, 2018.
K Nertchser, Togtjes II ICI Gebide Van Riouw En Onderhoodrigden, Het Eijk Siak, Doon, Tudbcbif voor Indiche Taal Land-en Volkenkunde Bataviaasch Genootshcap Van Kunctej en Wetenschappen Onder Redactie Van Vierde Serie, Mr JA Van Der Chijs , Deel IIL, Batavia Lange & Co. Shage M Nujhop 1862.
N.W. Schmal, 1832, Hal:7. Geraadpleegd op Delpher op 31-07-2019, https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKIT03:000078702.
Pande Putu Wiweka Ari Dewanti1, I Gusti Agung Ayu Widyandari Kameswari, Konsep Rwa Bhineda pada Kain Poleng Busana Pemangku Penglurasaat Upacara Pengerobongan di Pura Agung Petilan Kesiman, JURNAL DA MODA Vol. 1 No 1 – Oktober 2019.
Putri Marganing Utami dkk, “Preferensi Wanita Obesitas pada busana kerja berbahan tradisional Lurik, Jurnal Satwika vol.6 (2022).
Rahman dkk, Ensiklopedia Budaya Bengkalis, Jilid II, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, 2017.
Reza Fahlevi, Negeri Jelapang Padi, Pemda Bengkalis, 2018.
Rina Rifayanti, Gledis Kristina, Sri Roman Doni, Rulis Setiani, Three Putri Welha, Filosofi Sarung Tenun Samarinda Sebagai Simbol dan Identitas Ibu Kota Kalimantan Timur, Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2, Desember 2017.
Rosse E Dunn, Petualangan Ibnu Batutah, Seorang Musafir Muslim Abad Ke-14, Yayasan Obor Indonesia, 1995.
Sasya Lestari dan Menul Teguh Riyanti, Kajian Motif Tenung Songket Melayu Siak Tradisional Khas Riau, Dimensi DKV. Vol 2. No1. April 2012.
Toto Sugiarto, Makna Material Culture dalam “Sarung” sebagai Identitas Santri, El Madani: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam| Volume 2 No. 01 Tahun 2021.
DOI: http://dx.doi.org/10.24014/sb.v21i1.31099
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Published by:
Center for Research and Community Development
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. H. R. Soebrantas KM 15,5 ,Tuah Madani, Tampan,
Pekanbaru, Riau 28293
Indexed By: