Negosiasi Budaya pada Amalgamasi (Studi Kasus Suku Bangsa Bugis dengan Minangkabau di Kelurahan Tagaraja)

Andry Ramdesta, Syahrizal Syahrizal, Hairul Anwar

Abstract


The Tagaraja Village shows the characteristics of a multicultural society with ethnic diversity including Malays, Bugis, Minangkabau, Javanese and others in one administrative area. Social relations that are established through amalgamation require that each family with a different cultural background negotiate with each other. The amalgamation that is the focus of this research is to find out the marriage system and how to negotiate marriages between the Bugis and Minangkabau ethnic groups who have differences in their marriage institutions. This study uses qualitative research with a case study approach. Data collection techniques were carried out through observation, interviews, documentation and literature studies. The results of the study show that the marriage procession is more dominant following the cultural peculiarities of the women's side, but lineage and inheritance rights are determined based on the agreement of the two families by calculating benefits from socio-cultural aspects.

TRANSLATE with xEnglishArabicHebrewPolishBulgarianHindiPortugueseCatalanHmong DawRomanianChinese SimplifiedHungarianRussianChinese TraditionalIndonesianSlovakCzechItalianSlovenianDanishJapaneseSpanishDutchKlingonSwedishEnglishKoreanThaiEstonianLatvianTurkishFinnishLithuanianUkrainianFrenchMalayUrduGermanMalteseVietnameseGreekNorwegianWelshHaitian CreolePersian   TRANSLATE with COPY THE URL BELOW BackEMBED THE SNIPPET BELOW IN YOUR SITE Enable collaborative features and customize widget: Bing Webmaster PortalBack

Keywords


Amalgamation, Multicultural, Negotiation.

Full Text:

PDF

References


Ahimsa-Putra, H.S. 2017. Patron dan Klien di Sulawesi Selatan. Sebuah Kajian Fungsional-Struktural. Yogyakarta: Kepel Press

Alif, M. Komunikasi Antar Budaya dalam Pernikahan Adat Minangkabau di Kota Banjarbaru. Metacommunication; Journal of Communication Studies, Vol.1, NO 1, (Mar., 2016) Hal. 1-19.

Arifin. Z. 2018. Politik perkawinan: Dualitas Praktik Sosial Masyarakat Minangkabau. Yogyakarta : Histokultura.

Anwar, A., Rochmiatun, E., & Hadi, N. 2022. Perkembangan Tari Pakkuru Sumange’Pada Masyarakat Suku Bugis di Desa Sungsang II Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin. Tanjak: Sejarah dan Peradaban Islam, Vol. 2, No 1, Hal. 108-119.

Asmaniar, A. 2018. “Perkawinan Adat Minangkabau”. Binamulia Hukum , Vol.7, NO.2, (Des.,2018), hal.131-140.

Azura, V., Mudana, I. W., & Margi, I. K. 2019. “Studi Kebertahanan Identitas Etnik Bugis dalam Masyarakat Multikultural dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sosiologi di Sma (di Kelurahan Kampung Bugis, Kabupaten Buleleng, Bali)”. Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha, Vol.1, NO.2, (Ags., 2020), hal. 183-193.

Chaniago, P. 2020. Representasi Pendidikan Karakter dalam Film Surau dan Silek (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure). Journal of Islamic Education Policy. Vol. 4, No. 2, Hal.136 .

Craswell, J., W. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, Memilih Diantara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Dos Santos, dkk. 2022. Penerapan Bela Diri Menca Sangge Sebagai Pendidikan Karakter Bugis Masyarakat Lingkungan Dare’e, Kabupaten Bone. Riyadhoh: Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 5, No. 2, Hal. 145-152.

Fini, N. 2018. Perkawinan Campuran (Amalgamasi) Etnis Jawa dan Minangkabau (Studi Kasus Jorong Sungai Duo Nagari Luak Kapau Alam Pau Duo Kabupaten Solok Selatan), Dissertation, Universitas Andalas.

Jalil, A. A. A., Zuryani, N., & Aditya, I. A. K. 2021. “Konstruksi Sosial Dui’ Menre’ Pada Perkawinan Suku bangsa Bugis di Kota Denpasar”. Jurnal Ilmiah Sosiologi (Sorot) Vol.1, NO.01, (Sep., 2021), hal. 1-8.

Sihite, K. 2016. Konflik Penentuan Uang Hantaran Pada Perkawinan Perempuan Suku Batak Toba dengan Laki-laki Suku Minangkabau (Studi Kasus Mekanisme Konflik Perkawinan Campuran Perempuan Suku Batak Toba dengan Laki-laki, dissertation, Universitas Brawijaya.

Keesing R.M. 1974. Teori Of Culture : Annual Riview Of Anthropology.

Khoiri, A., Iswatingsih, D., & Sudjalil, S. 2022. Analisis Tanda Pada Adat Pernikahan Masyarakat Bugis-Bone Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce. Lingua Franca: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, vol. 6, No. 2, Hal.133-143.

Kusmarni, Y. (2012). Studi kasus. UGM Jurnal Edu UGM Press, 2

Kusumastuti, A., & Khoiron,A. M. 2019. Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Lembaga Pendidikan Sukarno Presindo.

Mattulada. 1974. Bugis-makassar : manusia dan kebudayaanya. Jakarta: Jurusan Antropologi FSUI.

Nurlaelah, N. 2014. Makna Simbolik Pakaian Adat Pengantin Bugis Sinjai Sulawesi Selatan (Tinjauan Sosial Budaya), Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Hal. 22-24

Rahmatiar, Y., Sanjaya, S., Guntara, D., & Suhaeri, S. (2021). Hukum adat suku bugis. Jurnal Dialektika Hukum, Vol. 3, No. 1, Hal. 89-112.

Rivai, R. (1992). Hukum Perkawinan Adat Minangkabau. Working Paper. IKIP: FIS, IKIP: FIS Padang.

Rosana, E. 2017. Dinamisasi Kebudayaan dalam Realitas Sosial. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, Vol. 12, No. 1, Hal 16-30.

Syafyahya, L. 2006. Dilema Malakok Anak Tidak Bersuku dalam Sosial Budaya Minangkabau. Laporan Penelitian Dosen Muda (Dikti). Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas.

Yanti. F & Darmayanti. 2018. “Adat Perkawinan Suku Bangsa Bugis di Kelurahan Tagaraja Kecamatan Kateman” . Historia: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Kateman Sungai Guntung Provinsi Riau, Vol. 3, NO. 2, Hal. 102-109.

Yona, S. (2006). Penyusunan studi kasus. Jurnal Keperawatan Indonesia, vol. 10, No. 2, Hal. 76-80.




DOI: http://dx.doi.org/10.24014/sb.v20i2.25863

Refbacks



Published by:

Center for Research and Community Development

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Jl. H. R. Soebrantas KM 15,5 ,Tuah Madani, Tampan,

Pekanbaru, Riau 28293

Indexed By:

 

     

      

Statistik Pengunjung