SELF-PURIFICATION DALAM PEMIKIRAN ETIKA ISLAM: Suatu Telaah Atas Pemikiran Etika Raghib al-Isfahani dan Refleksinya dalam Mengatasi Qua Vadis Modernitas

Amril M

Abstract


Dalam wacana  etika Islam klasik, jiwa  merupakan unsur yang sangat menentukan bagi kehidupan manusia. Jiwa tidak saja menjadikan manusia hidup, bergerak, merasa dan beraktivitas, bahkan juga berperilaku moral dan amoral serta memahami “yang wujud”  dan berkontemplasi dan mempercayai  tentang “Yang  Wujud” dengan segala implikasi dan konsekuensinya yang kesemuanya itu  dapat dikatakan berakar dari jiwa. Begitu besarnya peranan jiwa dalam hidup dan kehidupan bagi manusia, utamanya dalam konteks etika, tidak mengherankan bila  hampir seluruh filsuf Muslim klasik pada masa itu menumpukan perhatian kajian  etika mereka tentang bagaimana  memberdayakan jiwa sebagai sumber perilaku-perilaku moral, baik dari sisi metodologis-praksis, maupun dari sisi implementasi dan konsekuensi yang dihasilkan dalam upaya pemberdayaan jiwa tersebut. Pemberdayaan daya jiwa dalam kajian etika Islam klasik, sebagaimana hal tersebut di atas dalam pemikiran filsuf Muslim klasik, secara terminologis terakumulasi  pada apa yang dikenal dengan  sebutan  self-purification.


Keywords


self furification, etika, islam



DOI: http://dx.doi.org/10.24014/af.v2i1.3703

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Editorial Office Board

Pascasarjana UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Jl. KH. Ahmad Dahlan, No. 94 Kode Pos : 28129.

 

Contact Person :

Khairunnas Jamal

khairunnasjamal@uin-suska.ac.id

0823 6130 7171

  

 


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. View My Stats