Tradisi Mandi Sumur Penganten di Keraton Kanoman Cirebon

Rahma Nur Atika, Salma Nur Karimah, Fadel M. Rizki, Bagja Waluya, Asep Dahliyana

Abstract


Berdasarkan hasil observasi langsung yang kami lakukan, Pandangan Masyarakat Cirebon terhadap Tradisi Mandi Sumur penganten sangat menarik. Tradisi Mandi Sumur penganten ini merupakan Tradisi yang digunakan masyarakat untuk tetap mempertahankan peninggalan leluhur juga mempertahankan kearifan local dan cirri khas kota Cirebon. Keraton Kanoman ini merupakan tempat penyebaran islam pertama di Jawa Barat. Di keraton kanoman ada banyak karang-karang yang filosofinya “manusia harus punya mental seperti karang” bahwa manusia jangan mengandalkan sesuatu dari harta atau modal melainkan harus ada mental dari dirinya dari dalam hatinya, segala sesuatu harus bergerak dari hatinya. 

Pada hasil observasi kami juga menemukan bahwa ternyata sebelumnya Mandi Sumur pengantin ini hanya dilakukan oleh anak cucu keluarga di Keraton sebagai tanda Karomat. namun karena banyak yang tau akhirnya banyak warga yang ingin melakukan tradisi tersebut, namun dari pihak keraton tidak ada yang mengajarkan untuk melakukan tradisi ini yang bisa disebut animisme.

Pandangan Masyarakat Cirebon mengenai Tradisi ini pun beragam. Ada yang menganggap tradisi ini ialah kearifan local dan sebuah Tradisi yang harus dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan. Sumur pengantin, sumur yang terletak di Kebon Jimat Keraton Kanoman ini merupakan peninggalan sejak jaman wali songo. Sumur ini dipercaya untuk mempermudah kaum perempuan supaya mendapatkan jodoh dengan mandi disini, namun ada yang berpendapat bahwa ini bersinggungan dengan agama islam. meminta tetap kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya kembali lagi kepadakepercayaan masing-masing orang. hal ini kembali lagi pada tiap individu bagaimana ia mempercayai Tradisi ini sendiri.

 


Full Text:

PDF

References


Abadi, I. (2016). Upacara Adat Ruwatan Bumi Di Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun (Latar Sejarah, Nilai-Nilai Filosofis, Dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Lokal). AGASTYA: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 6(01), 82-93.

Ade, V., & Affandi, I. (2016). Implementasi nilai-nilai kearifan lokal dalam mengembangkan keterampilan kewarganegaraan (studi deskriptif analitik pada masyarakat talang mamak kec. rakit kulim, kab. indragiri hulu provinsi riau). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 25(1), 77-91.

Afghoni, A. (2017). Makna Filosofis Tradisi Syawalan (Penelitian Pada Tradisi Syawalan di Makam Gunung Jati Cirebon). Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, 13(1), 48-64.

Amaliyah, M. T. (2012). Pandangan Masyarakat Cirebon Terhadap Tradisi Mandi Sumur Pitu Di Desa Astana Gunung Jati (Doctoral dissertation, IAIN Syekh Nurjati Cirebon).

Ashsubli, M. (2018). Ritual Budaya Mandi Safar di Desa Tanjung Punak Pulau Rupat kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Aqlam: Journal of Islam and Plurality, 3(1).

Bader, A., A. (2020). Qualitative Research Methods and Clinical Practice Techniques for Social Work. Journal of Liberal Arts and Humanities (JLAH), 1(2), 22-38.

Batubara, S. M. (2017). Kearifan Lokal dalam Budaya Daerah Kalimantan Barat (Etnis Melayu dan Dayak). Jurnal Penelitian IPTEKS, 2(1).

Dali, Z. (2016). Hubungan Antara Manusia, Masyarakat, dan Budaya Dalam Perspektif Islam. Nuansa, 9(1). 47-56.

Daniah, D. (2019). Nilai Kearifan Lokal Didong Dalam Upaya Pembinaan Karakter Peserta Didik. Pionir: Jurnal Pendidikan, 8(1).

Durkheim, E. (1938). The Rules of Sociological Method [Book Review]. Harry Alpert. Journal of Social Philosophy and Jurisprudence 4, 184.

Funay, Y. E. N. (2020). Indonesia dalam Pusaran Masa Pandemi: Strategi Solidaritas Sosial berbasis Nilai Budaya Lokal. Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI), 1(2), 107-120.

Herdiyanti, H., & Cholillah, J. (2017). Pergeseran Modal Sosial dalam Pelaksanaan Upacara Adat Mandi Belimau Di Dusun Limbung Desa Jada Bahrin Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Society, 5(2), 1-15.

Kariadi, D., & Suprapto, W. (2018). Tradisi Memaos sebagai Media Edukatif untuk Membangun Jiwa Religius Generasi Muda. EDUDEENA: Journal of Islamic Religious Education, 2(1).

Musrifah, M. (2018). Wisata Religi Makam Gunung Jati Cirebon Sebagai Budaya dan Media Spiritual. Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial, 5(1), 101-110.

Ningsih, T. (2019). Tradisi Saparan Dalam Budaya Masyarakat Jawa Di Lumajang. Ibda: Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 17(1), 79-93.

Priambadi, K., & Nurcahyo, A. (2018). Tradisi Jamasan Pusaka Di Desa Baosan Kidul Kabupaten Ponorogo (Kajian Nilai Budaya Dan Sumber Pembelajaran Sejarah). Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 8(2), 211-220.

Salim, M. (2016). Adat Sebagai Budaya Kearifan Lokal untuk Memperkuat Eksistensi Adat ke Depa. Al Daulah: Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan, 5(2), 244-255.

Sari, P., P. (2017). Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap E-Commerce. Jurnal Komunikasi, Media dan Informatika, 6(3), 52-61.

Soenarjo. M.S. (1983). Buku Pegangan Kuliah Ilmu Tilik Ternak. Jakarta: CV. Baru.

Suhupawati, S. (2017). Upacara Adat Kelahiran Sebagai Nilai Sosial Budaya Pada Masyarakat Suku Sasak Desa Pengadangan. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 2(2), 15-23.




DOI: http://dx.doi.org/10.24014/sb.v17i2.8554

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Published by:

Center for Research and Community Development

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Jl. H. R. Soebrantas KM 15,5 ,Tuah Madani, Tampan,

Pekanbaru, Riau 28293

Indexed By:

 

     

      

Statistik Pengunjung