KONDISI SOSIAL EKONOMI KOMUNITAS PEMULUNG DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) MUARA FAJAR RUMBAI PEKANBARU: FENOMENA DAN SOLUSI

Asliati Asliati

Abstract


Salah satu masalah sosial yang ada di tengah masyarakat adalah masalah kemiskinan. Adapun kemiskinan tidak akan bisa di berantas kalau hanya sebatas di jadikan bahan diskusi. Untuk itu perlu langkah konkrit untuk mengatasi kemiskinan tersebut. Karya tulisan ini hasil penelitian penulis  di mana berusaha mengemukakan fakta sesuai fenomena yang ada dilapangan melalui hasil observasi dan wawancara dengan pemulung dan sumber terkait. Dalam tulisan ini penulis berupaya mengungkap fenomena pemulung di TPA Muara Fajar dan mengadakan analisis selanjutnya ditawarkan solusi. Tinjauan teori dikemukakan tentang seluk beluk pemulung dan konsep kemiskinan. Sangat banyak tinjauan definisi pemulung namun dapat disimpulkan pemulung adalah seorang atau sekelompok manusia yang penghidupannya diperoleh dari mencari atau mengumpulkan barang-barang bekas yang telah terbuang di tempat pembuangan sampah sebagai barang bekas. Sedangkan kemiskinan disimpulkan adalah kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Setelah data didapatkan dan dilakukan analisis maka diperoleh kesimpulan bahwa kondisi social ekonomi komunitas pemulung di TPA Muara Fajar Rumbai Pekanbaru adalah berada pada level memprihatinkan, hal ini berdasarkan tinjauan terhadap beberapa faktor  berikut Faktor Pendidikan rata-rata pemulung hanya menamatkan Sekolah Dasar (SD). Faktor Pekerjaan bahwa pemulung tidak mempunyai pilihan lain karena keterbatasan akses kepada pekerjaan pada sektor formal. Faktor Penghasilan bahwa rata-rata hasil yang didapat dari pekerjaan sebagai pemulung hanya mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari dan sangat kesulitan ketika ingin memenuhi kebutuhan sandang dan papan. Faktor Perumahan kebanyakan pemulung yang ada di TPA Muara Fajar belum memiliki rumah sendiri dan hidup dalam rumah kontrakan  yang sempit dengan jumlah keluarga tergolong besar dengan jumlah anak 3 sampai 6 orang. Faktor Pelayanan kesehatan bahwa pemulung cenderung ketika sakit tidak tidak buru-buru berobat ke Rumah Sakit atau ke Puskesmas dengan alasan keterbatasan biaya dan apabila berobat memakai kartu berobat gratis pemulung tidak mendapatkan pelayanan yang semestinya. Adapun solusi yang ditawarkan adalah memberikan pelatihan life skill dengan harapan memperoleh penghidupan yang lebih baik.

Keywords


isi, format, artikel

Full Text:

PDF

References


De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 1992. Quantum Learning. Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Penerbit Kaifa.

Sujimat, D. Agus. 2000. Penulisan karya ilmiah. Makalah disampaikan pada pelatihan penelitian bagi guru SLTP Negeri di Kabupaten Sidoarjo tanggal 19 Oktober 2000 (Tidak diterbitkan). MKKS SLTP Negeri Kabupaten Sidoarjo

Suparno. 2000. Langkah-langkah Penulisan Artikel Ilmiah dalamSaukah, Ali dan Waseso, M.G. 2000. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: UM Press.

UIN Suska Riau. 2000. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal, Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Surabaya.

Wahab, Abdul dan Lestari, Lies Amin. 1999. Menulis Karya Ilmiah. Surabaya: Airlangga University Press.

Winardi, Gunawan. 2002. Panduan Mempersiapkan Tulisan Ilmiah. Bandung: Akatiga




DOI: http://dx.doi.org/10.24014/sb.v14i2.4430

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Published by:

Center for Research and Community Development

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Jl. H. R. Soebrantas KM 15,5 ,Tuah Madani, Tampan,

Pekanbaru, Riau 28293

Indexed By:

 

     

      

Statistik Pengunjung