KONSEP WASATHIYAH DALAM AL-QURAN; (STUDI KOMPARATIF ANTARA TAFSIR AL-TAHRÎR WA AT-TANWÎR DAN AISAR AT-TAFÂSÎR)

Afrizal Nur

Abstract


Era globalisasi adalah era ‘diplomasi’, era di mana umat Islam dituntut untuk bersikap moderat (wasathiyah). Umat Islam sebagai umat yang moderat harus mampu mengintegrasikan dua dimensi yang berbeda; dimensi‘theocentris’ (hablun min Allah) dan ‘anthropocentris’ (hablun min an-nas).Tuntutan tersebut bukanlah tuntutan zaman, tetapi tuntutan Al-Qur’an yang wajib dilaksanakan. Makna wasathiyah tidak sepantasnya diambil dari pemahaman para ekstremis yang cenderung mengedepankan sikap keras tanpa kompromi (ifrâth), atau pemahaman kelompok liberalis yang sering menginterpretasikan ajaran agama dengan sangat longgar, bebas, bahkan nyaris meninggalkan garis kebenaran agama sekalipun (tafrîth).Makna Islam sebagai agama wasathiyah harus diambil dari penjelasan para ulama, agar tidak memicu ‘missunderstanding’ dan sikap intoleran yang merusak citra Islam itu sendiri. Pemahaman makna wasathiyah yang benar mampu membentuk sikap sadar dalam ber-Islam yang moderat dalam arti yang sesungguhnya (ummatan wasathan), mewujudkan kedamaian dunia, tanpa kekerasan atas nama golongan, ras,  ideologi bahkan agama.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Dipublikasikan oleh:

Pascasarjana Universitas Islam Negeri  Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.94, Kp. Melayu, Kec. Sukajadi
Kota Pekanbaru, Riau 28122
email: an-nur@uin-suska.ac.id
 
Diindeks oleh:
 
 
Lisensi Creative Commons
Jurnal An-Nur disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.